Rabu, 07 November 2012

Landasan problematika pendidikan


Ujian Tengah Semester



Mata Kuliah          :   Landasan-landasan dan Problematika Pendidikan
Program Studi     :   Magister Teknologi Pendidikan
Nama                     :   Yeni Raini
NIM                         :   06122503059
Kelas                     :   Jum’at/Sabtu



SOAL :
Landasan-landasan pendidikan merupakan dasar-dasar yang penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan oleh siapapun yang ingin berkecimpung di dalam dunia pendidikan. Landasan-landasan yang telah didiskusikan di kelas---filosofis, hukum, psikologis, sosial-budaya, historis, ekonomi, teknologi, teori dan konsep sistem---sedikit banyak telah memberikan wawasan kepada Anda untuk mengkaji lebih mendalam dari yang telah dibahas bersama-sama. Sehubungan dengan pembahasan tersebut, lakukanlah refleksi terhadap masing-masing landasan terkait dengan apa yang telah Anda pahami, yang masih Anda ragukan, dan yang Anda ingin ketahui lebih lanjut. Uraikan pula partisipasi Anda di kelas dalam mendiskusikan masing-masing landasan dimaksud.

Jawab :
Landasan artinya dasar atau alas atau tumpuan, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau suatu dasar pijakan. Titik tolak  atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan  asumsi,  adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu  aksioma, postulat dan  premis tersembunyi. Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan. Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang  atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan.
Landasan pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan otonom tentang fenomena pendidikan yang beroperasi sebagai aktivitas penelitian pendidikan, terapan metode keilmuan dan pengetahuan sisetematis yang bersifat empiris, objektif, analitis, verifikasi, deskriptif, preskriptif dan sistematis. Landasan dan asas tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh siapapun yang berkecimpung dalam dunia pendidikan karena landasan pendidikan sebagai dasar pijakan ilmu pengetahuan otonom yang bermanfaat dalam pendidikan socio-civics, kepribadian dan intelektual berkenaan dengan pendidikan ilmu pengetahuan, pendidikan nilai dan moral, kesenian teknologi dan pendidikan agama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu.
Beberapa landasan pendidikan yang telah didiskusikan tersebut adalah landasan filosofis, hukum, psikologis, sosial-budaya, historis, ekonomi, teknologi, teori dan konsep sistem yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan.
Landasan-landasan dalam Pendidikan :
a.      Landasan Filosofis Pendidikan
Filosofis, berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kata philein/philos yang artinya cinta dan sophos/Sophia yang artinya kebijaksanaan, hikmah, ilmu, kebenaran. Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan. Untuk mencapai dan menemukan kebenaran tersebut, masing-masing filosof memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Demikian pula kajian yang dijadikan obyek telaahan akan berbeda selaras dengan cara pandang terhadap hakikat segala sesuatu.
Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi filosofis yang dijadikan  titik tolak dalam rangka studi dan praktek pendidikan. Di dalam pendidikan mesti terdapat momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan. Melalui studi pendidikan antara lain kita akan memperoleh pemahaman tentang landasan-landasan  pendidikan, yang akan dijadikan titik tolak praktek pendidikan. Dengan demikian,  landasan filosofis pendidikan sebagai hasil studi pendidikan tersebut, dapat dijadikan titik tolak dalam rangka studi pendidikan  yang bersifat filsafiah, yaitu pendekatan yang lebih komprehensif, spekulatif, dan normatif. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain: Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Pancasila, dsb. Peranan landasan filosofis pendidikan adalah memberikan rambu-rambu apa dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan. Rambu-rambu tersebut bertolak pada kaidah metafisika, epistemology dan aksiologi pendidikan sebagaimana studi dalam filsafat pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidaklah satu melainkan ragam sebagaimana ragamnya aliran filsafat. Sebab itu, dikenal adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme, landasan filsofis.
b.      Landasan Hukum/Yuridis Pendidikan
Pendidikan adalah  asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.  Peranan landasan yuridis dalam pendidikan adalah memberikan rambu-rambu tentang bagaimana pelaksanaan system pendidikan dan managemen pendidikan dilaksanakan selaras dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Contoh: Di dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan: “Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (Pasal 6); “Setiap warga Negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar” (Pasal 34). Implikasinya, Kepala Sekolah Dasar atau panitia penerimaan siswa baru di SD harus memprioritaskan anak-anak (pendaftar)  berusia tujuh tahun  untuk diterima sebagai siswa
daripada anak-anak yang baru mencapai usia enam tahun. Karena itu, panitia penerimaan siswa baru perlu menyusun  daftar urut anak (pendaftar) berdasarkan usianya, baru menetapkan batas nomor urut pendaftar yang akan diterima sesuai kapasitas yang dimiliki sekolah. Upaya mengidentifikasi dan mengelompokkan jenis-jenis landasan pendidikan, di samping dapat dilakukan berdasarkan  sumbernya, dapat pula dilakukan berdasarkan sifat isi dari asumsi-asumsinya. Berdasarkan sifat isi asumsi-asumsinya, landasan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: landasan deskriptif pendidikan  dan  landasan preskriptif pendidikan
c.       Landasan Psikologis Pendidikan
Pengertian psikologi, menurut asal  katanya  psikologi  berasal dari bahasa Yunani yaitu Psyche dan Logos. Psyche berarti jiwa, sukma dan roh, sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan  atau studi. Jadi pengertian psikologi secara harfiah adalah ilmu tentang jiwa. Landasan Psikologi dalam pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang  kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan.
 Landasan psikologi   pendidikan menjadi salah satu landasan yang penting dalam pelaksanaan pendidikan karena keberhasilan pendidik dalam menjalankan tugasnya sangat dipengaruhi oleh pemahamannya tentang peserta didik. Oleh karena itu pendidik harus mengetahui apa yang harus dilakukan kepada peserta didik dalam setiap tahap perkembangan yang berbeda dari bayi hingga dewasa.
Implikasi landasan  psikologi dalam pendidikan adalah:
ü  Seorang pendidik dalam proses pebelajarannya memberikan kemungkinan untuk membentuk kepribadian individu sesuai yang diharapkan akan tetapi tetap memperhatikan faktor-faktor hereditas yang ada pada individu.
ü  Seorang pendidik dalam proses pebelajarannya harus memperhatikan tugas perkembangan pada setiap masa perkembangan anak.

d.      Landasan Sosial-Budaya Pendidikan
Sosial budaya adalah struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Landasan sosial budaya, mengacu pada hubungan antar individu, antar masyarakat dan individu secara alami, artinya aspek yang telah ada sejak manusia dilahirkan. Landasan sosial budaya pada pendidikan adalah peranan aspek sosial budaya pada pendidikan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat secara berkelompok membentuk budaya.
Aspek sosial sangat berperan dalam membantu anak dalam mengembangkan dirinya. Maka segi sosial ini perlu diperhatikan dalam proses pendidikan, begitu pun dengan aspek budaya dalam pendidikan, dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki unsur budaya. Materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya, cara belajar mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka dan bentuk-bentuk yang dikerjakan juga budaya.
Sosiologi pendidikan meliputi interaksi guru-siswa, dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah, struktur dan fungsi sistem pendidikan, dan sistem-sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan.
Kebudayaan menurut adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan berisikan norma-norma, folkways yang mencakup kebiasaan, adat, dan tradisi, dan mores. Terdapat komponen-komponen dalam kebudayaan yakni gagasan, ideologi, norma, teknologi, benda, kesenian dan ilmu dan kepandaian.
e.       Landasan Sejarah Pendidikan
Sejarah atau history keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi-informasi yang mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita, bentuk dan sebagainya. Informasi-informasi di atas merupakan warisan generasi terdahulu kepada generasi muda yang tidak ternilai harganya. Generasi muda dapat belajar dari informasi-informasi ini terutama tentang kejadian-kejadian masa lampau dan memanfaatkannya untuk mengembangkan kemampuan diri mereka. Sejarah telah memberi penerangan, contoh, dan teladan bagi mereka dan semuanya ini diharapkan akan dapat meningkatkan peradaban manusia itu sendiri di masa kini dan masa yang akan datang.
Tinjauan landasan sejarah atau historis Pendidikan Nasional Indonesia merupakan pandangan ke masa lalu atau pandangan retrospektif. Pandangan ini melahirkan studi-studi historis tentang proses perjalanan pendidikan nasional Indonesia yang terjadi pada periode tertentu di masa yang lampau. Sejarah pendidikan merupakan bahan pembanding untuk memajukan pendidikan suatu bangsa. Pada masa-masa dahulu, wawasan yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lain. Mereka sama-sama menginginkan pendidikan bertujuan mengembangkan individu peserta didik, dalam arti memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan potensi mereka secara alami dan seperti ada adanya, tidak perlu diarahkan untuk kepentingan kelompok tertentu.
Sejarah juga menunjukkan betapa sulitnya perjuangan mengisi kemerdekaan dibandingkan dengan perjuangan mengusir penjajah. Pendidikan mewariskan peradaban masa lampau sehingga peradaban masa lampau yang memiliki nilai-nilai luhur dapat dipertahankan dan diajarkan lalu digunakan generasi penerus dalam kehidupan mereka di masa sekarang. Dengan mewariskan dan menggunakan karya dan pengalaman masa lampau, pendidikan menjadi pengawal , perantara, dan pemelihara peradaban. Dengan demikian, pendidikan memungkinkan peradaban masa lampau diakui eksistensinya dan bukan merupakan “harta karun” yang tersia-siakan.
f.       Landasan Politik & Ekonomi Pendidikan
1.      Politik pendidikan
Politik pendidikan atau The Politics Education adalah kajian tentang relasi antara proses munculnya berbagai tujuan pendidikan dengan cara-cara pencapainnya. Kajian lebih terfokus pada kekuatan yang menggerakkan perangkat pencapaian tujuan pendidikan dan bagaimana serta ke mana perangkat tersebut diarahkan. Kajian politik pendidikan terkonsentrasi pada peranan negara dalam bidang pendidikan, sehingga dapat menjelaskan pola, kebijakan, dan proses pendidikan serta berbagai asumsi, maksud, dan outcome dari berbagai strategi perubahan pendidikan dalam suatu masyarakat secara lebih baik. 
Politik pendidikan dengan sadar menyiapkan tenaga yang cukup jumlahnya dan terampil untuk mendukung masyarakat industri perlu dengan sungguh-sungguh disiapkan. Persoalannya ialah masyarakat industri modern yang akan kita bina adalah masyarakat yang adil dan makmur. Hubungan politik dengan pendidikan adalah suatu tindakan sosial yang pelaksanaanya dimungkinkan melalui suatu jaringan hubungan-hubungan kemanusiaan. Jaringan-jaringan inilah bersama dengan hubungan-hubungan dan peranan peranan individu di dalamnyalah yang menentukan watak pendidikan di suatu masyarakat. Politik adalah bagian dari paket kehidupan lembaga- lembaga pendidikan Hal ini menegaskan bahwa pendidikan dan politik adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan saling mempengaruhi. Berbagai aspek pendidikan selalu mengandung unsur- unsur politik, begitu juga sebaliknya setiap aktivitas politik ada kaitanya dengan aspek- aspek kependidikan.
2.      Ekonomi pendidikan
Ekonomi pendidikan adalah suatu studi tentang bagaimana manusia, baik secara perorangan maupun di dalam kelompok masyarakatnya membuat keputusan dalam rangka mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas agar dapat menghasilkan berbagai bentuk pendidikan dan latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan, pendapat, sikap dan nilai-nilai khususnya melalui pendidikan formal, serta bagaimana mendiskusikannya secara merata dan adil di antara berbagai kelompok masyarakat.
Peranan ekonomi dalam dunia pendidikan cukup menentukan tetapi bukan pemegang peranan utama. Dunia pendidikan adalah lembaga yang berkewajiban mengembangkan individu manusia, sudah tentu pendidikan itu tidak akan membawa peserta didik kearah hidup yang membingungkan, menyusahkan, dan sengsara walaupun bisa mencari uang banyak. Artinya dunia pendidikan bukan dunia bisnis tempat berlatih mencari uang, melainkan dunia pembinaan tempat peserta didik belajar agar bisa hidup wajar dan damai. Ada hal lain yang lebih menentukan hidup matinya dan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan dengan ekonomi dedikasi, keahlian dan keterampilan pengelolah dan guru-gurunya.
g.      Landasan Teknologi Komunikasi dan Informasi
Teknologi informasi dan komunikasi mempunyai definisi dari dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu.
Peranan Informasi sendiri sebagai landasan pendidikan umumnya dan pembelajaran khususnya tidak dapat dilepaskan dalam pengembangan teknologi pendidikan dan pembelajaran di masa depan, sejak ditemukannya teknologi di bidang informasi yaitu komputer tujuan pendidikan umumnya dan pembelajaran khususnya makin mudah dicapai. Sejak tahun 1980-an penggunaan komputer di sekolah telah dimulai dan sekarang beberapa sekolah telah memakai internet. Adanya integrasi antara teknologi komunikasi dan informasi pada pembelajaran besar pengaruhnya pada dunia pendidikan pada umumnya dan pembelajaran khususnya, dengan munculnya konsep globalisasi dengan munculnya internet di bidang pembelajaran membuatnya tidak terbatas ruang dan waktu. Adanya penemuan teknologi dalam bidang komunikasi dan Informasi berperan besar dalam pengembangan di bidang pendidikan umumnya dan teknologi pendidikan/ pembelajaran khususnya untuk lebih inovatif, penemuan teknologi Informasi juga berperan besar dalam pembelajaran yakni dengan adanya komputer mendorong pebelajar untuk belajar mandiri dan dapat belajar di rumah.
h.      Landasan Teori & Konsep Sistem
Landasan teori memuat teori-teori atau konsep-konsep dasar, yang diambil dari buku-buku acuan yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu yang diteliti sebagai tuntunan, untuk memecahkan masalah penelitian dan untuk merumuskan hipotesis. Landasan teori dalam teknologi pendidikan adalah landasan teori dari ilmu perilaku. Sistem adalah suatu keseluruhan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun secara sistematis, bagian itu berelasi satu dengan yang lain, serta peduli terhadap konteks lingkungannya. Terdapat 2 kelompok pendekatan yang digunakan dalam mendefinisikan sistem yaitu :
ü  Lebih menekankan pada prosedur yang digunakan dalam sistem dan mendefinisikan sistem sebagai jaringan prosedur, metode, dan cara kerja yang saling berinteraksi dan dilakukan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu.
ü  Lebih menekankan pada elemen atau komponen penyusun sistem, mendefinisikan sebagai kumpulan elemen baik abstrak maupun fisik yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
Perkembangan konsep teknologi pendidikan diawali dengan adanya alat peraga yang digunakan oleh tiap-tiap guru secara individual dalam rangka kegiatan pembelajarannya. Kemudian disediakannya berbagai media pengajaran oleh lembaga yang khusus membuat tugas pembuatan dan penyediaan media. Para guru diharapkan menggunakan media yang tersedia sebagai bagian integral dari program belajar mengajar. Perkembangan kemudian masih terbatas dalam lingkup pendidikan sekolah, namun teknologi pendidikan tak hanya berupa media, tapi juga berbagai strategi yang diperlukan agar siswa belajar aktif. Namun dengan demikian, pertimbangan bahwa belajar itu terjadi dimana saja, kapan saja, serta oleh siapa dan apa saja, maka konsep pendidikan disekolah harus diperluas, hingga lingkungan luar sekolah termasuk dilembaga masyarakat, lembaga pelatihan, lembaga kerja, lembaga ibadah, bahkan oleh pribadi. Sedang kegiatannya dapat berupa teknologi pembelajaran atau teknologi kinerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar